Ketua Garuda Perak Kebumen: Pengelola Dapur MBG 'Makan Riba' dengan Sunat Jatah Siswa - SUARA KEADILAN

Jumat, 14 November 2025

Ketua Garuda Perak Kebumen: Pengelola Dapur MBG 'Makan Riba' dengan Sunat Jatah Siswa

 





SUARA KEADILAN || KEBUMEN 


Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kebumen yang seharusnya menjadi benteng pemenuhan nutrisi bagi anak didik, kini diterpa tudingan skandal memalukan. Garuda Perak Kebumen melempar kecaman keras, menuding para pemilik dan pengelola Dapur MBG melakukan praktik 'memakan riba' alias tindakan curang dengan secara sengaja mengurangi takaran dan menyunat jatah makanan yang menjadi hak penuh siswa.


Ketua Garuda Perak Kebumen, Sujud Sugiarto, tidak ragu menggunakan diksi yang menghantam. Ia menyamakan tindakan pengurangan jatah makanan anak dengan dosa besar penipuan. (15/11/2025)


"Siapapun yang berbisnis tapi suka mengurangi takaran atau timbangan, sama saja memakan riba. Ini berlaku bagi pemilik atau pengelola Dapur MBG yang 'hobi' mengurangi jatah siswa penerima MBG," tegas Sujud Sugiarto dalam pernyataan persnya.


Ia menyoroti bahwa tindakan ini adalah kejahatan moral dan material, karena merampas hak nutrisi anak-anak sekolah yang seharusnya menjadi prioritas tumbuh kembang.


Dugaan kecurangan ini bukan isapan jempol. Garuda Perak membeberkan bukti berupa foto-foto jatah makanan yang disajikan kepada siswa, yang secara visual menunjukkan ketidaksesuaian parah dengan standar anggaran yang ditetapkan.


Menu MBG seharusnya dianggarkan Rp 10.000 per anak dan wajib menyajikan dua jenis lauk pendamping yang memadai. Namun, foto yang beredar menampilkan porsi yang jauh dari standar layak:


- Nasi dengan porsi standar.

- Sayuran/Asinan yang disajikan dalam porsi sangat kecil.

- Hanya satu jenis lauk utama (misalnya, satu potong tahu tempe ukuran minimalis).

- Lauk tambahan yang disajikan sangat minim dan dipertanyakan nilainya (seperti hitungan jari butir telur puyuh atau bakso kecil).


"Kualitas dan kuantitas ini jauh dari kata 'bergizi'. Anggaran Rp 10.000 itu untuk menjamin masa depan gizi anak, bukan untuk memperkaya oknum dengan memotong hak anak yatim piatu!" seru Sujud Sugiarto dengan nada tinggi.


Pernyataan paling menghujam disampaikan Sujud Sugiarto saat mengecam mentalitas para oknum yang terlibat. Ia menyayangkan orang yang sudah berstatus ekonomi mapan ("wong sugih-sugih") masih tega merampas hak anak.


"Oknum sudah kaya raya, tapi hobinya nyopet, ngutil, nguntet jatah siswa penerima MBG. Ini adalah perilaku kriminal ringan yang menghancurkan moral dan masa depan anak-anak. Kami menuntut keadilan! Di mana hati nurani para pengusaha katering ini?" kecamnya.


Garuda Perak Kebumen mendesak agar Pemerintah Daerah (Pemda) Kebumen dan aparat penegak hukum segera bertindak. Mereka menuntut:


 - Audit Mendalam dan Forensik: Investigasi menyeluruh terhadap semua Dapur MBG di Kebumen, membandingkan anggaran, bahan baku, dan hasil hidangan yang disajikan.


 - Transparansi Anggaran: Pembukaan detail penggunaan anggaran MBG kepada publik.


- Tindak Tegas Sesuai Hukum: Oknum mana pun yang terbukti menyunat anggaran atau mengurangi takaran wajib diproses hukum, tidak hanya dicabut izin usahanya.


"Kami meminta Pemda tidak menutup mata. Jangan korbankan gizi dan masa depan anak hanya demi keuntungan pribadi yang haram! Penegakan hukum harus diutamakan!" pungkas Sujud Sugiarto.


Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dapur MBG yang dituding dan Pemerintah Daerah Kebumen terkait dugaan skandal ini belum memberikan tanggapan resmi atas tudingan keras yang dilayangkan oleh Garuda Perak Kebumen. Redaksi akan terus mengupayakan konfirmasi untuk memenuhi asas keberimbangan berita.


Tim-Prima

Comments


EmoticonEmoticon

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done