SUARA KEADILAN | PEKANBARU ,
Aktivitas mencurigakan salah seorang staf di lingkungan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Pekanbaru menjadi sorotan publik. Pria bernama Andika, yang diketahui bertugas di bagian pendistribusian, terekam oleh awak media sedang duduk santai sambil merokok di depan kedai kopi di halaman Masjid Ar-Rahman, lokasi yang sama dengan kantor Baznas Kota Pekanbaru pada jam kerja aktif.
Fenomena seperti ini, menurut keterangan beberapa pegawai di internal Baznas Kota, bukan kejadian baru. “Dia memang sering keluar kantor tanpa izin, apalagi sejak ada mahasiswa magang di sini. Gayanya kayak bos saja, padahal kualitas kerjanya nol besar,” ujar salah satu pegawai yang enggan disebutkan namanya kepada media, Selasa (5/11/2025).
Sumber lain juga menuturkan bahwa perilaku serupa hampir terjadi setiap hari, dan jarang ada tindakan tegas dari pimpinan terhadap yang bersangkutan. “Kami sering lihat dia nongkrong lama di luar. Kadang lebih dari sejam. Padahal bukan waktu istirahat,” ujar pegawai lainnya.
Ketika dikonfirmasi, Ketua Baznas Kota Pekanbaru, Dr. H. Endar Muda, S.H., M.H, memberikan penjelasan ringan.
> “Oh, dia itu memang ahli hisab (perokok). Karena di dalam kantor tidak boleh merokok, jadi dia keluar sebentar untuk sekadar melepaskan candu rokoknya. Tapi biasanya tidak lama,” ujarnya sembari tertawa kecil.
Konfirmasi juga dilakukan kepada Wakil Ketua 4 Baznas kota pekanbaru Drs.kambarialdi MPd melalui telfon, namun tidak ada respon.
Namun, pantauan awak media di lokasi menunjukkan bahwa Andika tampak duduk santai lebih dari satu jam, bukan sekadar “keluar sebentar”, dan juga bukan dalam rentang waktu istirahat siang (isoma).
Situasi ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai disiplin kerja dan pengawasan internal di lembaga amil zakat yang seharusnya menjadi contoh dalam etika dan profesionalitas pelayanan publik.
Pengamat tata kelola lembaga sosial menilai, Baznas Kota Pekanbaru perlu menegakkan aturan disiplin pegawai dengan sanksi tegas, agar tidak menjadi preseden buruk bagi amil lainnya. “Kalau sudah tidak betah bekerja di lembaga zakat, ya sebaiknya mundur. Karena perilaku malas dan abai seperti ini bisa mencoreng citra lembaga,” tegas salah seorang pemerhati pelayanan publik di Pekanbaru.
Dalam konteks ini, Pemko Pekanbaru sebagai pembina dan pengawas Baznas, juga diminta turun tangan melakukan evaluasi. Sebab, kinerja individu seperti ini berpotensi menghambat target besar Baznas Kota Pekanbaru untuk menjadi lembaga zakat paling profesional dan transparan di Riau.
> “Baznas itu lembaga amanah. Kalau para amilnya saja malas dan tak disiplin, bagaimana publik mau percaya menitipkan zakatnya?” pungkas sumber itu dengan nada prihatin. (*)
