KAB BEKASI | SUARA KEADILAN
Raja bongkar kabupaten bekasi ternyata hanya bisa bongkar bangli yang menyebabkan penderitaan masyarakat.
Raja bongkar regulasi ya pasti FKMPB, kali ini FKMPB forum komunikasi masyarakat peduli bekasi di bawah komando eko setiawan membongkar kembali regulasi proses pelepasan aset,di mana dalam proses pelaksanaannya sangat merugikan masyarakat dan negara juga pemerintahan kabupaten bekasi terkait PAD kata eko setiawan ketua FKMPB
Dalam hal ini eko setiawan pertanyakan apa dan mengapa pemenang lelang tender pasar cikarang yaitu PT.Senjaya Rejeki Mas di gantung selama hampir 11 tahun????
Apa bedanya dengan perihal pasar cibitung???
Padahal prosesnya sama sama pihak ketiga,bahkan bila kita berfikir lebih menguntungkan proses pasar cikarang dengan sistem BOT yang artinya investasi murni,dimana pemerintah kabupaten tak mengeluarkan anggaran sedikitpun tetapi malah mendapatkan PAD dari investor.
Sementara pasar cibitung yang masih menggunakan APBD malah di dahulukan dan permudah prosesnya.
Dari penjelasan di atas dapat kami duga adanya penyalah gunaan wewenang dan jabatan yang di lakukan oleh oknum oknum pejabat dengan berbancakan anggaran APBD,kalaw BOT mereka kan ga bisa mainin kata eko setiawan.
Dalam proses regulasi kedua pasar ini dapat kami duga adanya permainan regulasi dan perbuatan melawan hukum yang di mainkan oleh oknum oknum pejabat di pemerintahan kabupaten bekasi, terus julukan raja bongkar untuk bangli aja ataw memang raja bongkar untuk perbaikan sistem pemerintahan yang ada di kabupaten bekasi??? terang eko setiawan.
Kalau cuma jadi raja bongkar bangli buat apa jadi bupati???
Itu jelas tanpa progres yang akhirnya sangat menyengsarakan warga masyarakatnya sendiri,kasian mereka yang di bongkar seharusnya melalui proses pemikiran yang matang mau di kemanakan setelah di gusur???
Memang masyarakat yang membangun salah karna menempati fasilitas negara,tetapi kan negara memang milik masyarakat artinya lahan yang di tempati bila ingin di gunakan negara harus memikirkan rasa kmanusiaan dan solusinya bukan hanya di bongkar lalu taruh di tenda tenda pengungsian seperti di cikarang utara tegas eko setiawan yang turut prihatin dengan nasib masyarakat di pengungsian.
Seharusnya julukan raja bongkar di gunakan untuk membongkar kebobrokan dan kebusukan oknum oknum anak buahnya yang berlindung di balik seragam pemerintah daerah yang sudah jelas permainkan dan politisir regulasi untuk membodohi dan permainkan masyarakat dengan permainan regulasi berjamaah.
Proses pasar cikarang dan cibitung contohnya.
Mengapa sebagai pemimpin tertinggi di kabupaten bekasi bahkan mendapat julukan raja bongkar tetapi yang di bongkar yang di rugikan masyarakat,seharusnya bongkar buat kepentingan masyarakat dan kemajuan kabupaten bekasi serta mningkatnya PAD, bapak bupati terpilih, dan masyarakat berarti salah memilih pemimpin dong kalaw begini, belum lagi masalah masalah pengangguran, pembangunan dll yang masih banyak belum di selesaikan karna politisir permainan regulasi seperti yang kami jelaskan di atas kata eko setiawan.
Sebagai pemimpin tertinggi di kabupaten dan penanggung jawab,mohon anda fikirkan suara kami,suara masyarakat yang tak punya batasan usia,berbeda dengan kedudukan pejabat dan kedudukan bupati yang ada batasan usianya.
Tegas eko setiawan yang akan memulai membuka mata masyarakat dan pejabat agar tak salah gunakan seragam yang mereka pakai, ungkap eko setiawan
Fkmpb adalah masyarakat yang berkomunikasi bersama pemerintah bila di dengar dan akan menjadi oposisi serta membongkar bila kami oposisi,tergantung sudut pandang pemikiran anda mnilai kami, kata eko setiawan
Regulasi lampu merah, kalau kita sedang berjalan sering kita temui ODGJ mereka yang bicara ngalor ngidul tanpa dasar, jadi kalau bicara regulasi jangan kaya ODGJ dan harus sesuaikan data jangan asal bunyi, surat kami dan senjaya tgl 3 september, tapi surat balasan surat bulan maret 2025, kami menanyakan surat ko malah dapet interpensi????
Ayo "Bangkit bersama membangun kabupaten bekasi dan jangan buat penderitaan bagi masyarakat kabupaten bekasi.
Red
